Selasa, 24 Juli 2012

pemilihan bakalan blackthroat


Pilih yang Jantan

Burung Blackthroat merupakan burung yang kicauannya sangat indah, mengalun sangat merdu dengan irama tinggi dan rendah dengan kicauan yang panjang dan tidak terputus-putus. Namun Blackthroat betina biasanya sangat hanya mencicit dan suara kerasnya cenderung monoton.

Sulit mungkin bagi awam mengetahui ciri kelamin jantan dan betina, namun secara fisik tedapat perbedaan untuk menentukan Blackthroat jantan dan betina sebagaimana terdapat pada bagan sebagai berikut :

Ciri Jantan Betina
1. Postur Tubuh Panjang Agak membulat
2. Pita di Leher Berwarna hitam pekat Samar
3. Kepala Besar, agak panjang dan berbentuk lonjong Kecil dan membulat
4. Anus Menonjol keluar ada tonjolan sebesar biji kacang hijau dengan bulu rawis Datar dan hanya terdapat lubang untuk keluarnya kotoran
5. Paruh Tebal Tipis
6. Suara Nyaring, tidak terputus-putus (ngerol) serta memiliki banyak variasi Monoton, dan volume kecil
7 Leher Jenjang Pendek


Postur tubuh tegap
          Blackthroat yang memiliki tubuh yang tegap dan besar serta lencir (panjang) biasanya memiliki mental yang baik dan suara yang panjang ini juga dapat mencirikan bahwa Blackthroat tersebut tidak mengalami gangguan atau tidak terhambat pertumbuhannya. Dada yang tegap dan bidang menandakan bahwa Blackthroat tersebut bervolume suara nyaring dan keras. Blackthroat yang bersuara keras bukan saja indah didengar namum jika kita turunkan dalam satu pertandingan tentunya akan berani dalam memperdengarkan suaranya di lapangan dan dapat menjatuhkan mental lawannya.

Sorot Mata Tajam
          Sorot mata tajam dapat mencirikan bahwa Blackthroat tersebut bermental baik, dan sehat. Sebaiknya jangan dipilih Blackthroat yang bermata sayu karena dapat mencirikan bahwa mental Blackthroat tersebut lemah atau burung tersebut dalam keadaan kurang sehat.

Bulu Cerah
          Bulu yang cerah bukan saja menambah keindahan dari burung tersebut namun dapat mencirikan bahwa burung tersebut merupakan burung yang baik dari perawatan maupun mentalnya.
Tidak cacat
Selain tidak sedang dipandang mata, burung yang cacat juga dapat mengurangi keberhasilan jika akan ditangkar. Yang biasa mengalami cacat pada burung finch adalah bagian kaki, bisa saja karena terjerat atau diganggu hama waktu kecil, maka bagian tersebut harus mendapatkan perhatian khusus ketika memilik Blackthroat yang kita inginkan.

Paruh
           Pilih paruh Blackthroat yang panjang, tipis dan seimbang dimana bagian bawah dan atas paruh saat burung tersebut diam harus rapat, ciri tersebut menandakan burung tersebut mempunyai suara yang keras.

 Awas Tertipu
          Secara fisik, Blackthroat dan herda sanger mempunyai kemiripan. Adakalanya para pedagang yang tidak jujur menggunakan cara tidak terpuji dengan mencat bulu diatas bagian ekornya (bulu ekor) menjadi warna kuning yang merupakan ciri khas dan Blackthroat. Jika ini dikerjakan dengan rapi maka akan sangat sulit bagi awam untuk membedakan antara Blackthroat dengan Blackthroat jejadian.


Perawatan Blackthroat 

           Blackthroat yang sehat dan terawat tentunya akan mempersembahkan kicauan yang indah bagi kita yang merawatnya. Penampilan yang sehat, dengan kicauan merdu dan variatif tentu menambah rasa sayang dan kebanggan kita terhadap klangenan kita. Perlakukan yang salah, pola makan yang tidak tepat dan kondisi tempat yang tidak layak bagi burung ini tentunya berakibat pada turunnya performa burung. Blackthroat yang awalnya kita beli memperdengarkan kicauan yang merdu dan keras dengan pola perawatan yang salah tentunya lambat laun akan membuat Blackthroat menjadi lemas dan malas, sehingga tidak mau lagi memperdengarkan bunyinya. Kicauan bagi burung bukan saja menjadi tanda terima kasih bagi burung bagi pemiliknya, namun secara naluriah merupakan cara burung tersebut untuk menandakan kehadirannya, baik untuk menarik pasangannya maupun tanda keberadaan akan daerah kekuasaannya.

A. Makanan
Biji-bijian
Makanan untuk burung Blackthroat adalah biji-bijian, buah-buahan dan sayuran/dedaunan dan beberapa makanan tambahan (extra fooding).
Makanan biji-bijian selain memiliki gizi dan kalori yang mencukupi untuk burung jenis finch juga mengandung karbohidrat untuk tenaga juga cukup mengandung lemak nabati. Jenis biji-bijian yang diberikan antara lain :
1. Jewawut (40%)
2. Milet (10-5%)
3. Cannary Sheed (35%)
4. biji Sawi (10-5%)
5. Niger (2%)
6. dan biji lobak (3%)

Daun-sayuran/buah-buahan
Sayuran yang diberikan baiknya adalah sayuran dengan serat yang tidak terlalu banyak (seperti daun singkong) karena akan memudahkan bagi pencernaan burung, contoh sayuran yang dapat diberikan untuk Blackthroat adalah :
1. Sawi Putih
2. Selada Air
3. oyong
4. apel
5. Slada

Protein Hewani
Protein dibutuhkan untuk kesehatan dan kebugaran serta bagi Blackthroat dalam masa pertumbuhan maka protein hewani mutlak dibutuhkan untuk kelancaran masa perkembangan burung tersebut, protein hewani yang dapat diberikan adalah :
1. Kroto
2. Telur Puyuh
3. Telur Ayam (Kuningnya)

Vitamin tambahan
Seperti pada manusia, kebutuhan vitamin terkadang tidak dapat terpenuhi kesemuanya hanya dari makanan, namun dengan memakai suplemen vitamin.
Banyak vitamin yang dijual bebas yang dapat digunakan untuk kesehatan dan kebugaran bahkan untuk mencegah Blackthroat stress karena perlakuan dan perubahaan yang extreem.


B. Sangkar
Sangkar yang baik bagi Blackthroat minimal mempunyai ukuran P:30x L: 30x T:50 cm, selain mudah dalam menempatkan pakan Blackthroat yang cukup beraneka ragam, juga memungkinkan Blackthroat untuk leluasa bergerak. Pada kasus burung sedang dalam kondisi mabung mencegah terjadinya kegemukan.
Kebersihan sangkar juga harus diperhatikan. Minimal dalam 2 hari sangkar dibersihkan dari kotoran (tinja) dan bekas makanannya. Kebersihan sangkar juga menghindari burung dari terjangkit penyakit.
Kelengkapan standar bagi sangkar adalah : tenggeran dengan kondisi saat burung bertengger maka antara kuku kaki depan dan belakang tidak saling bertemu (terkena), tempat makan dan minum bisa terbuat dari mika atau porselein, tempat kroto dan jepitan untuk menggantungkan sayuran atau buah-buahan.

C. Pemandian dan Penjemuran
Pemandian dan Penjemuran bagi Blackthroat merupakan sarat mutlak, walaupun dengan intensitas yang tidak terlalu lama, Penjemuran selain merupakan sumber vitamin D, penjemuran dan pemandian yang rutin juga dapat mematikan kutu yang terdapat pada burung dan kandang burung juga membunuh bibit penyakit yang ada dalam sangkar. Penjemuran yang baik dilakukan pada rentang waktu pukul 07 sampai 10 pagi dengan waktu berkisar 1- 2 jam tergantung dari burung itu sendiri, jika burung telah tampak gelisah dan membuka mulutnya maka penjemuran dapat disudahi.

D. Pemasteran :
Pemasteran bagi Blackthroat ditujukan untuk menambah variasi kicauan. Untuk keperluan lomba pemasteran juga diperlukan untuk menambah keindahan. istilah master sendiri adalah memasukan suara burung yang dianggap bagus untuk selanjutnya dapat ditiru oleh burung Maskot (dimaster). Untuk keperluan lomba khususnya atau sekedar memaster untuk burung rumahan Sebelum memaster Blackthroat hal-hal yang perlu diketahui adalah Blackthroat harus memiliki dasar-dasar ciri sebagai berikut
a. Blackthroat memiliki suara yang keras, tebal dan bening serta kristal
b. Burung tersebut membuka sayapnya ketika berhadapan dengan lawannya
c. Burung tidak menempel di jeruji dengan waktu yang lama ketika berhadapan lawan
d. badan tegap gagah dan ketika berbunyi kepalanya ke kiri dan kekanan sambil berkicau.
e. Postur tubuh serasi dan tanpa cacat fisik

1. Master bagi Blackthroat 
Sebelumnya harus ditentukan master yang tepat bagi Blackthroat adalah menentukan burung yang mempunyai suara dasar yang berkesesuaian dengan karakter suara Blackthroat. Terbaik adalah yang mempunyai suara keras, nyaring, tebal dan speed yang baik.
Untuk melatih speed Blackthroat pilihan terbaik adalah dengan menggunakan Herda Sanger.
Untuk suara crecetan kasar dapat digunakan Jalak Suren, Love Bird, Prenjak dan Ciblek juga burung gereja dan awalan branjangan.
Bagi yang ingin memasukan suara kenari, blackthroat juga dapat menirukan suara kenari, hanya saja beberapa orang tidak suka jika Blackthroat masuk suara kenari namun tidak berlaku sebaliknya.
Untuk keindahan suara master yang dapat dipergunakan jenis Anis.
Pemilihan burung master tentunya harus berkesesuaian dengan minat dari kita sendiri. Tentunya kita dapat menghindari master yang tidak kita inginkan.
Yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak aman saat pemasteran, jika kita ingin memaster dengan Jalak Suren maka jarak aman sekitar 5-7 meter, mengingat jalak mempunyai suara yang keras sehingga dikhawatirkan malah akan membuat Blackthroat menjadi stress.
Waktu yang tepat untuk pemasteran adalah sejak burung masih piyik atau sedang mengalami mabung. Keberhasilan pemasteran sendiri tergantung pada ketelatenan kita dan tentunya kecerdasan burung itu sendiri.



E. Masa Mabung :

Proses ganti bulu merupakan proses alami yang terjadi pada semua jenis burung yang biasanya terjadi karena perubahan kondisi yang mendadak atau memang burung memasuki masa pergantian bulu. Selain untuk merecovery bulu yang sudah usang dan tua pergantian bulu juga merupakan proses alami burung dalam menghadapi perubahan dan masa umur burung.

Pada saat ganti bulu burung akan mengalami suatu masa yang sangat menyiksa, pada saat seperti itu maka dibutuhkan perawatan yang lebih intensif. Burung akan lebih pasif, ada yang berhenti berkicau dan jika tidak dijaga dari udara jahat maka akan mudah terserang penyakit. Untuk mengatasi maka burung harus diberi makan tambahan untuk pertumbuhan bulu. Pada burung jenis Kenari, Blackthroat, Sanger dan Mozambik dan jenis Finch kecil lainnya maka pemberian makanan jenis biji-bijian dapat lebih diperbanyak dan burung juga perlu diberi makanan yang mempunyai kandungan mineral tinggi, seperti tulang cumi (sotong), dan karena proses pergantian bulu maka burung akan lebih sensitif terhadap perubahan cuaca, maka burung harus ditempatkan pada ruangan dengan kondisi yang sejuk dan menghindari dari gangguan lingkungan seperti suara burung lain yang terlalu keras, tikus, kucing, ******, dan gigitan nyamuk dan suara bising lainnya. .

Pertumbuhan tubuh dan pertumbuhan bulu serta telur semuanya diatur oleh kelenjar yang disebut dengan kelenjar buntu (tiroid). Kerja kelenjar ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan suplai pakan. Penurunan kelenjar tiroid dapat terjadi karena perubahan kondisi yang ekstreem secara mendadak seperti dari musim kemarau ke musin hujan dan sebaliknya atau akibat stress. Akibatnya burung menjadi lemas dan menyebabkan penumpukan lemak pada masa inilah burung akan mengalami kerontokan bulu.

Suatu saat kelenjar tiroid akan kembali pada keadaan normal. Pada saat demikian burung akan melanjutkan pertumbuhannya secara lengkap. Selanjutnya proses kerontokan akan berhenti. Naumun jika kelenjar tiroid melebihi batasan nomal maka burung akan berhenti rontok bulu tanpa melanjutkan pertumbuhan bulunya hingga sempurna. Peristiwa ini sering disebut dengan kerontokan bulu tidak sempurna (moulting)

yang perlu diperhatikan adalah Jangan gunakan sangkar yang terlalu kecil pada saat Blackthroat berada pada kondisi mabung, karena akan menyebabkan burung menjadi gemuk.

Saat mabung merupakan saat yang tepat untuk memaster burung, karena pada masa ini burung menjadi pasiv. Mereka menyimak apa yang ada disekelilingnya, penggunaan kerodong juga berfungsi agar burung yang sedang dimaster tidak melihat masternya, karena beberapa burung enggan untuk menirukan suara master jika diketahui bahwa suara tersebut bukan berasal dari jenisnya.


F. Permasalahan pada Blackthroat :
Ciri – ciri burung Blackthroat yang sedang mengalami gangguan kesehatan dapat dicirikan dari perilaku sebagai berikut :
 Malas bergerak, dan biasanya hanya duduk diatas tangkringan
 Intensitas suara jauh berkurang
 Terdapat bulu halus yang mencuat keluar, namun bukan dikarenakan burung tersebut akan memasuki masa kerontokan bulu
 Hidung berlendir
 Mata bengkak atau sering seperti sedang mengantuk
 Perubahan warna pada kotoran (peses burung) biasanya menjadi mencret
 Salah satu anggota badan sukar digerakan
 stress

Jika burung Blackthroat mengalami salah satu permasalahan diatas, maka dapat diindikasikan bahwa burung tersebut sedang mengalami gangguan kesehatan. Perawatan yang intensif dan pemberian obat-obatan serta vitamin perlu diberikan.

Stress dapat terjadi karena perjalanan yang jauh, perubahan kondisi lingkungan, shock akibat diterkam ******/kucing, mendengar suara burung atau suara lain yang sangat kencang dan lainnya.
Pada burung Blackthroat yang mengalami stress, cara terbaik adalah dengan memisahkan burung tersebut ke tempat yang tenang dan sepi dijauhkan dari kebisingan dan kicauan burung lain. Penggunaan obat anti stress juga dianjurkan. Pemberian pakan yang berprotein tinggi seperti kroto dan telur puyuh, pemberian kroto disarankan hanya sedikit saja, karena kroto bersifat panas. , sayuran dan apel juga disarankan, cara lain adalah dengan mendekatkan burung Blackthroat dengan Blackthroat betina.

G. Mandi
Burung Blackthroat yang kita rawat terkadang susah untuk mandi, cara memandikan burung Blackthroat umumnya dengan menggunakan cawan khusus untuk mandi, namun jika cara tersebut tidak dilakukan maka dapat dengan cara disemprot dengan menggunakan Handsprayer. Mandi bukan saja berguna untuk kesegaran namun juga menghindari Blackthroat dari kutuan jika dicampur dengan cairan khusus dan membuat burung menjadi sehat dan bulu menjadi mengkilat. waktu terbaik untuk memandikan adalah antara pukul 7-9 siang setelah itu dijemur kurang lebih 1 sampai 2 jam sebelum pukul 10, karena setelah itu sinar matahari akan terik dan kurang baik bagi burung. untuk menentukan kecukupan burung ketika dijemur dengan melihat gerak burung, jika burung sudah merasa gelisah dan mulutnya terbuka, maka penjemuran dapat dihentikan

Perawatan Blacktroat untuk Harian dan Pra Lomba 

Sebagai burung yang memiliki suara yang indah, merdu dan keras yang jika di ibaratkan seperti mengalirnya air sungai di alam. Blackthroat (BT) tentunya merupakan burung yang layak dimiliki dan diminati oleh penggemar pecinta burung kicauan. Namun perawatan yang tepat dan proporsional dibutuhkan agar burung yang kita pelihara selalu dalam kondisi sehat sehingga dapat memperdengarkan kicauan yang dapat menghibur empunya-nya.

Setelah kita mendapatkan BT yang dianggap baik dengan memperhatikan :
1. Jantan
2. Postur tubuh yang tegap dan proporsional
3. Sorot mata tajam
4. Bulu yang cerah
5. Tidak cacat
6. paruh yang yang panjang dan tipis serta seimbang

maka perawatan blackthroat dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Perawatan Harian BT
a. Sangkar :
pilihlah sangkar dengan ukuran yang proporsional, sangkar yang terlalu kecil akan mengakibatkan burung menjadi kurang bergerak yang berakibat pada burung akan menjadi kegemukan dan rentan dengan penyakit dan malas untuk berbunyi. Sangkar yang terlalu besar memang baik untuk burung namun dampaknya adalah kurang sedap di pandang mata, sangkar dengan ukuran ideal bagi BT adalah 30 x 30 x 50 cm. selain mudah dalam menempatkan pakan Blackthroat yang cukup beraneka ragam, juga memungkinkan Blackthroat untuk leluasa bergerak. Pada kasus burung sedang dalam kondisi mabung mencegah terjadinya kegemukan.

Sangkar sebaiknya jangan ditaruh pada tempat dengan kondisi yang ekstreem (terlalu panas, berangin keras).

Kelengkapan standar bagi sangkar BT adalah : a). tenggeran : baiknya terdapat 2 tengeran dalam satu sangkar, kegunaannya agar burung dapat terbang dan hinggap di tempat berlainan, posisi makanan dapat diatur sedemikian rupa sehingga memaksa burung untuk terus bergerak agar sehat. b). Tempat makanan bijian, c) tempat minum, d) tempat menggantung sotong (grit) e). penjepit sayuran atau buah-buahan, f) tempat telur puyuh.

Kebersihan sangkar juga harus diperhatikan. Minimal dalam 2 hari sangkar dibersihkan dari kotoran (tinja) dan bekas makanannya. Kebersihan sangkar juga menghindari burung dari terjangkit penyakit.


b. Pakan. 
Blackthroat merupakan burung jenis finch, seperti pada umumnya finch pakan utama Blackthroat adalah biji-bijian, umumnya yang disukai Blackthroat adalah jewawut (jawa)/Kunyit (sunda).
Makanan biji-bijian selain memiliki gizi dan kalori yang mencukupi untuk burung jenis finch juga mengandung karbohidrat untuk tenaga juga cukup mengandung lemak nabati. Komposisi Jenis biji-bijian yang diberikan antara lain :
1. Jewawut (40%)
2. Milet (10-5%)
3. Cannary Sheed (35%)
4. biji Sawi (10-5%)
5. Niger (2%)
6. dan biji lobak (3%)
agar Blackthroat tidak mengalami kegemukan, pemberian pakan cukup sebanyak 2 sendok teh untuk setiap harinya dan diselingi dengan pemberian pakan buah-buahan seperti : sawi putih, selada, oyong (gambas), daun ginseng secara bergantian setiap hari. Untuk buah dapat diberikan buah apel setiap 2-3 hari sekali.
Extra fooding yang cocok bagi Blackthroat adalah telur puyuh atau telur ayam hanya kuningnya diberikan setiap 2-3 kali dalam seminggu dan sesekali dapat diberikan madu yang dicampur dalam minuman atau dioleskan pada buah/sayur.
Pemberian sotong atau grit dapat diberikan untuk burung Blackthroat yang berguna bukan saja sebagai suplemen kalsium, namum untuk kelancaran proses pencernaan. Pemberian kroto walau dalam banyak literatur disarankan, namun para senior di KM cenderung menghindari, dikarenakan sifat kroto yang dapat mempercepat kerontokan bulu (panas)

c. Pemandian dan Penjemuran
Pemandian dan Penjemuran bagi Blackthroat merupakan sarat mutlak, walaupun dengan intensitas yang tidak terlalu lama, Penjemuran selain merupakan sumber vitamin D, penjemuran dan pemandian yang rutin juga dapat mematikan kutu yang terdapat pada burung dan kandang burung juga membunuh bibit penyakit yang ada dalam sangkar. Penjemuran yang baik dilakukan pada rentang waktu pukul 07 sampai 10 pagi dengan waktu berkisar 1- 2 jam tergantung dari burung itu sendiri, jika burung telah tampak gelisah dan membuka mulutnya maka penjemuran dapat disudahi. Blackthroat yang dijemur sebaiknya diberikan air yang cukup banyak ditempat yang lebar. Biasanya Blackthroat akan mandi di tempat minuman, kalau ini dirasa menganggu karena air dapat menjadi kotor atau terkena tinja maka dapat diberikan tempat mandi berukuran 6X12 cm yang umum tersedia dipasaran. Jika sudah selesai dilakukan pemandian dan penjemuran maka tempat mandi dapat diambil. Ada beberapa burung yang tidak terbiasa mandi dengan menggunakan wadah mandi, jika ini terjadi maka mandi bagi Blackthroat dapat dilakukan dengan cara disemprot dengan Handsprayer.


Persiapan Lomba.
Bagi penghobiest yang bertujuan memelihara Blackthroat hanya untuk didengarkan suaranya, maka Blackthroat jika dirawat dengan baik akan berkicau dengan sendirinya.
Namun jika Blackthroat ingin dipersiapkan untuk lomba tentu harus dilakukan beberapa treatment khusus untuk kesiapan fisik dan mental dari burung Blackthroat yang akan diterjunkan ke lomba.
a. Pemasteran
Pemasteran :
Pemasteran bagi Blackthroat ditujukan untuk menambah variasi kicauan. Untuk keperluan lomba pemasteran juga diperlukan untuk menambah keindahan. istilah master sendiri adalah memasukan suara burung yang dianggap bagus untuk selanjutnya dapat ditiru oleh burung Maskot (dimaster). Untuk keperluan lomba khususnya atau sekedar memaster untuk burung rumahan Sebelum memaster Blackthroat hal-hal yang perlu diketahui adalah Blackthroat harus memiliki dasar-dasar ciri sebagai berikut
• Blackthroat memiliki suara yang keras, tebal dan bening serta kristal
• Burung tersebut membuka sayapnya ketika berhadapan dengan lawannya
• Burung tidak menempel di jeruji dengan waktu yang lama ketika berhadapan lawan
• badan tegap gagah dan ketika berbunyi kepalanya ke kiri dan kekanan sambil berkicau.
• Postur tubuh serasi dan tanpa cacat fisik

Waktu yang baik bagi burung yang dipersiapkan untuk lomba sebaiknya dilakukan semenjak usia Blackthroat masih sangat muda, ketika Blackthroat sudah mulai dipisahkan dengan indukan. Namun harus ditentukan master yang tepat bagi Blackthroat adalah menentukan burung yang mempunyai suara dasar yang berkesesuaian dengan karakter suara Blackthroat. Terbaik adalah yang mempunyai suara keras, nyaring, tebal dan speed yang baik.

• Untuk melatih speed Blackthroat pilihan terbaik adalah dengan menggunakan Herda Sanger.
• Untuk suara crecetan kasar dapat digunakan Jalak Suren, Love Bird, Prenjak dan Ciblek juga burung gereja dan awalan branjangan.
• Bagi yang ingin memasukan suara kenari, blackthroat juga dapat menirukan suara kenari, hanya saja beberapa orang tidak suka jika Blackthroat masuk suara kenari namun tidak berlaku sebaliknya.
• Untuk keindahan suara master yang dapat dipergunakan jenis Anis.

Pemilihan burung master tentunya harus berkesesuaian dengan minat dari kita sendiri. Tentunya kita dapat menghindari master yang tidak kita inginkan.
Yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak aman saat pemasteran, jika kita ingin memaster dengan Jalak Suren maka jarak aman sekitar 5-7 meter, mengingat jalak mempunyai suara yang keras sehingga dikhawatirkan malah akan membuat Blackthroat menjadi stress, sedangkan untuk burung dengan volume yang lebih kecil dapat berjarak 3 s.d 4 meter.
Waktu yang tepat untuk pemasteran adalah sejak burung masih piyik atau sedang mengalami mabung. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah biasanya burung yang dimaster tidak saling melihat dengan burung master khususnya pada burung piyik, hal ini dimungkinkan karena biasanya anakan burung enggan untuk menirukan suara burung yang tidak sejenis (bukan dianggap induknya), penggunaan kerodong dapat dijadikan alternatif. Keberhasilan pemasteran sendiri tergantung pada ketelatenan kita dan tentunya kecerdasan burung itu sendiri. Jika hal tersebut diatas telah dilakukan, maka hasilnya sudah dapat dilihat ketika burung telah mengalami masa mabung yang pertama (usia 6-7 bulan). Pemasteran dapat dilakukan setiap saat, tergantung pada keaktifan burung master.

b. Pra lomba 
Sebelum burung dibawa ke lomba, sebaiknya dikondisikan dulu burung dalam keadaan siap tempur. Istirahatkan burung dengan cara di kerodong selama 2-3 hari dan jauhkan dari Blackthroat, Sanger atau burung lain yang bersuara sejenis dengan maksud burung dapat menyimpan tenaganya untuk lomba nanti. (tdk gembos)
Burung sebaiknya dikondisikan dengan sangkar lomba 3-4 hari sebelum lomba, jangan mengganti sangkar ketika hari H akan lomba karena dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja burung. Jika lomba dimulai pukul 10 pagi, baiknya burung sudah ada di tempat lomba sejak 2-3 jam sebelumnya supaya burung sudah beradaptasi dengan lingkungan (suara-suara burung lain). Usahakan dengan terlebih dahulu ke tempat latihan-latihan dengan Blackthroat sesama teman, selanjutnya latber untuk selanjutnya ke lomba besar untuk melatih mental burung. Untuk menghindari stress saat dibawa gunakan kerodong berwarna gelap untuk membantu Blackthroat agar tetap tenang. Pemberian madu atau air gula sedikit (glugo) dapat membantu mengatasi kelelahan perjalanan bagi burung. Pada saat ini kroto dapat diberikan dengan jumlah yang sedikit. Untuk Blackthroat yang terbiasa dengan betina, (dicharger) maka betina dapat disertakan. Sejenak dipertemukan untuk selanjutnya dipisahkan sehingga diharapkan dapat memacu semangat Blackthroat jantan. Sebelum lomba burung dapat dijemur atau disemprot agar segar.

sumber www.kicaumania.org user : indraf
Blog EntriJun 5, '08 12:57 AM
untuk semuanya
Little Green Singer (Serinus Mozambicus)

Dikenal juga dengan nama:
•Icterine Canary
•Mozambique Serin
•Shelly
•Yellow-fronted Canary
Sangat atraktif, burung kicau kecil yang cerewet, mozambik adalah serins populer Afrika yang berhubungan dekat dengan kenari. Berusia panjang (beberapa, hidup sampai 15 atau 20 tahun) yang akan menghibur kita dengan nyanyian merdu mereka.
Habitat asal mereka merupakan daerah semi tandus yang berilalang tinggi dan hutan di sentral Afrika dan menyukai dataran terbuka daripada dahanan rimbun kecuali untuk bertengger pada malam hari dan bersarang. Dilaporkan bahwa mereka biasanya ditemukan di sumber / mata air setempat. Jenis finch ini merupakan spesies agresif dan biasanya terlihat berpasangan atau dalam satu keluarga kecil. Mereka dewasa pada sekitar umur 4 – 6 bulan. Pejantan dan betina dapat dibedakan dengan ‘kalung’ titik hitam yang melingkar di leher betina. Meskipun demikian pada burung muda pun terdapat ‘kalung’ yang sama. Cara termudah membedakannya adalah setelah dewasa. Pejantan memiliki nyanyian yang menyenangkan, yang dinyanyikan teratur sepanjang hari.
Pasangan mozambik adalah pasangan yang individualistis dalam komunitasnya. Pada kebanyakan jenis finch lainnya, berpasangan atau tidak, mempunyai ikatan yang kuat dengan burung-burung disekitar mereka. Ikatan ini bisa saling selisik pada leher kepala atau saling meringkuk berdempetan dengan yang lainnya pada saat istirahat atau saat tidur. Tidak demikian dengan mozambik. Mereka belum pernah terlihat melakukan aktifitas ini sesama mereka atau dengan jenis finch lainnya. Pejantan dan betina memang duduk berdekatan, namun tidak bersentuhan atau saling meringkuk.
Meskipun demikian ikatan yang terbangun diantara mereka sangat kuat. Pasangan ini biasa terlihat saling menyanyi satu sama lainnya. Pada keadaan tertentu, pejantan meloloh si betina yang meminta dengan paruh terbuka dan mengepakan sayapnya seolah saat piyik dahulu. Lalu mereka akan kawin dan mencoba membuat sarang. Pada beberapa kejadian, pejantan menjadi sangat agresif kepada anggota komunitas lainnya dalam masa ini.
Saat tidak dalam masa berkembang biak, mozambik memiliki sifat yang keras namun relatif tidak agresif bila dijadikan satu dengan jenis finch lainnya dalam ruangan yang cukup – mereka akan mengancam mematuk burung lain yang bertengger sedikit lebih dekat ke mereka. Namun demikian mereka belum pernah terlihat mematuk finch lainnya, jadi tampaknya para anggota komunitasnya sangat mengerti akan kebutuhan ruang pribadinya. Karena itu disarankan hanya memelihara satu pasang saja per kandang.
Mozambik harus dibiarkan berkembang biak, jangan hanya sebagai piaraan saja. Mereka memiliki insting berkembang biak yang kuat, yang harus dituntaskan. Selain itu juga, mozambik akan sangat sulit didapatkan pada masa mendatang, karena mereka termasuk burung dalam Appendix III of CITES*. Burung dalam daftar ini tidak dapat lagi diimpor. Jika kita tidak menternakannya, maka kita tidak akan bisa memilikinya. Banyak burung finch yang dulu sangat umum ditemukan, termasuk mozambik, kini menjadi sangat langka. Bila Anda memiliki mozambik atau burung lainnya yang terdapat dalam daftar Appendix III, rencanakan untuk mengembangbiakan mereka dan beri mereka perawatan yang terbaik.
SEXING
Pejantan memiliki mahkota, tengkuk, mantel abu-abu kehijauan dibawah ekor dan punggung. Kumis abu-abu kehijauan atau hitam yang melingkar dari paruh bawah hingga ke penutup kuping. Tungging dan ekor atas berwarna kuning. Kening, garis mata, pipi, kerongkongan dan dada berwarna kuning terang. Dapat juga dibedakan dengan nyanyian pejantan yang mirip kenari namun lebih mudah dengan melihat penampilan burung dewasa. Pejantan memiliki warna bulu abu kehijauan bergaris kuning dan dada kuning terang.
Secara umum : Lebih terang dan cerah dalam warna. Dan bernyanyi.
Betina berwarna sama, secara umum lebih ‘dof’ warnanya dan memakai kalung titik hitam sepanjang lehernya. Mozambik muda juga memiliki kalung hitam yang sama. Karena itu lebih mudah membedakannya setelah dewasa melalui penampilannya. Secara umum : Terkarakterisasi dengan ‘kalung’ titik hitamnya sepanjang garis lehernya. Berwarna lebih gelap / kurang cerah daripada pejantan. Berkicau tapi tidak bernyanyi.

betina disebelah kiri ( perhatikan 'kalung' hitamnya ), jantan sebelah kanan
TEMPAT TINGGAL
Mozambik akan menerima bermacam model tempat tinggal dari yang besar hingga kandang berkembang biak yang kecil. Burung ini sebaiknya tidak digabung dengan Sanger, Black-trouthed atau jenis finch dan kenari lainnya karena akan terjadi perkawinan silang yang tidak diinginkan.
Mereka sangat senang mandi, jadi kolam dangkal adalah satu ide yang bagus atau sediakan bak mandi untuk mereka. Tempat minum harus selalu dibersihkan untuk mencegah penyakit apabila bila mereka juga memakai tempat yang sama untuk mandi. Karena itu sebaiknya tempat minum dan tempat mandi disediakan terpisah.
DIET
Tawarkan mozambik anda campuran bijian finch / kenari. Tambahkan sejumlah pakan untuk anakan kenari atau finch seperti campuran rebusan kuning telur dan remahan biscuit atau voor. Mozambik juga sangat menyukai sayuran seperti sawi, bayam, ‘chikweed’, atau pisang raja. Juga sediakan tulang sotong, vitamin / mineral, dan butiran pasir kecil ( grit ) untuk membantu system pencernaannya. Mereka juga memakan serangga kecil, seperti rayap dan larva nya atau kroto. Bisa juga ditambahkan dengan sedikit ulat hongkong dan bijian yang telah direndam.
Campuran bijian finch / kenari adalah yang makanan terbaik. Suplemen berupa kuning telur rebus dan biscuit serta makanan hidup sangat penting selama masa berkembang biak namun diet ketat harus dilakukan setelah itu untuk mencegah burung kegemukan.
PENGEMBANGBIAKAN
Mengembangbiakan mozambik adalah satu misteri lain lagi. Tidak seperti sepupu terdekat mereka, kenari, setiap pasangan mozambik membutuhkan privasi, berbagai percobaan dan kesabaran
Pertama saya ingin tekankan bahwa metoda satu penangkar belum tentu cocok untuk penangkar lainnya. Berikut ini adalah pengalaman salah satu penangkar mozambik.
“Saya sangat yakin bahwa kesuksesan menangkar burung ini terletak pada ikatan yang kuat diantara pasangan ini. Untuk mencapai keadaan ini, Anda harus memasangkan mereka beberapa bulan sebelum musim kawin dimulai. Saya juga sangat menyarankan untuk memakai sangkar pembiak ganda yang memiliki kawat pemisah untuk berbagai alasan yang akan saya jelaskan kemudian. Saya menemukan bahwa mereka membutuhkan pencahayaan 14 – 16 jam sehari guna membantu tingkat kesuksesan penangkaran tapi ini hanya merupakan salah satu dari prasyarat yang diperlukan. Mereka membutuhkan kualitas bijian finch yang bagus yang dicampur dengan sedikit bijian / pakan kenari. Suplai yang bagus untuk rendaman bijian, kecambah, serta campuran kuning telur. Saya menambahkan rebusan kuning telur yang keras dengan probiotik (Lactobacillis) pada campuran tersebut untuk menambah kesehatan dan sistim kekebalan tubuh bagi anakan dan burung yang sedang berkembang biak. Saya juga memberikan pasangan ini beberapa ulat hongkong sehari untuk mencapai kondisi siap kawin tapi menyingkirkannya dari daftar menu segera setelah betina bertelur.
Millet kecil, biji kenari, amaranth, gabah beras dan gandum disajikan kering, direndam, dan berkecambah. Dua cara penyajian yang terakhir terutama diperlukan saat membesarkan anakan dan membantu menstimulasi pasangan untuk memulai aktifitas reproduksi. Ulat hongkong kecil, telor semut, dan kepompong, ulat bambu, larva ngengat, dan rayap juga menjadi santapan kesukaan mereka pada saat membesarkan anakan namun sebaiknya dibatasi karena dapat menyebabkan kegemukan. Sayuran hijau juga merupakan elemen yang penting dari diet mereka.
Menyediakan cukup makanan hidup, rendaman bijian atau kecambah, dan sayuran hijau biasanya akan mendorong spesies ini untuk bersarang. Mereka akan memilih tempat untuk membangun sarang mereka seperti pada sarang kenari yang terbuka, pada kotak sarang finch yang terbuka bagian depannya atau yang memiliki lubang masuk besar, pada dedaunan rimbun, atau pada pinggir karang. Mereka menyukai banyak material lembut dan serat natural seperti kapuk, bagi kebutuhan sarangnya.
Betina sangat mudah merasa terusik meninggalkan sarangnya bila didekati, tapi jika terbiasa dengan keberadaan manusia ( misalnya, pemberian makan dan minum secara rutin ), mereka akan kembali ke sarang tanpa ragu. Mereka tidak diketahui sebagai burung deserter. Bila kurungan tidak terlalu besar, sebaiknya singkirkan anakan dari pasangan yang sedang mengeram untuk mencegah kemungkinan agresi brutal pejantan. Ini bisa terjadi ketika mereka baru beberapa minggu keluar dari sarang sementara induk betina telah mulai bertelur 2 atau bahkan 3. Anakan ini bakal terbatasi ruang geraknya maka dari itu sebaiknya dipisahkandangkan atau digabung dengan anakan pasangan lain. Pejantan muda akan mulai kehilangan ‘kalung’ nya pada umur sekitar 4-6 bulan meskipun mereka mulai bernyanyi bahkan lebih awal dari itu.
Pertanda awal mozambik telah siap untuk berbiak adalah mereka mulai membawa material untuk sarangnya dan pejantan terlihat melolohi betina nya. Mereka akan menggunakan berbagai wadah untuk bersarang dan membuat sarang yang berbentuk cangkir. Dua atau tiga sarang dalam semusim diharapkan dapat terjadi. Mozambik sangat terganggu oleh gigitan nyamuk dan tungau atau kutu yang seringkali menimbulkan infeksi. Mozambik dapat hidup hingga 10 tahun dengan masa subur berbiak dari umur dua hingga enam tahun. Pada tahun pertama betina dapat menderita akibat telur yang membelit. Hal ini dapat disiasati dengan cara pengaturan diet yang benar.
Letakkan sarang pada tempat yang terlindung antara rerimbunan, agar burung yang bersarang merasa aman dan nyaman. Saya memberi pasangan mozambik tempat sarang kenari yang terkamuflasi dengan dahan dan dedaunan palsu. Meskipun burung yang berada dalam kurungan bersarang, mereka tampaknya lebih baik lagi bersarang jika memiliki kenyamanan. Bila waktunya telah siap untuk berbiak, nyanyian pejantan akan terdengar lebih ngotot dan mulai melakukan ritual pacaran berlanjut dengan meloloh betina nya. Pada masa ini pasangan mozambik menjadi mahluk teritorial dan kemungkinan lebih agresif / galak.


Saya menggunakan serat kain katun putih bulu domba putih sebagai bahan material sarang dan betina biasanya membuat sebuah rajutan sarang yang indah. Mozambik biasanya bertelur hingga 4 butir dan setiap telur mesti diambil dan ditukar dengan telur kenari palsu lalu setelah telur ke-3 ditelurkan, kembalikan semua telur ke sarang. Ini berguna untuk memberikan kesempatan hidup yang sama pada anakan dengan menetas bersamaan. Tapi cara ini sangat tidak dianjurkan bagi para pemula.
Masa inkubasi telur biasanya sekitar 12 – 14 hari dan pada masa ini awasi dengan ketat pejantan nya karena kadang-kadang mengganggu betina yang sedang mengeram. Bila ini terjadi pisahkan segera ke kandang sebelah yang dipisahkan dengan kawat pemisah. Lalu satukan kembali saat anakan telah menetas dan berumur 3 -5 hari untuk membantu memberi makan anakan dan betina nya.
Anakan mozambik biasanya akan meninggalkan sarang pada umur sekitar 15 – 18 hari dan biasanya pejantan lebih mendominasi pemberian makan. Sekali lagi awasi dengan ketat pejantan saat anakan mulai berumur sekitar 25 hari, karena ia akan sedikit lebih galak pada mereka seiring dengan betina nya yang bersiap-siap untuk ronde ke-2. Jadi pisahkan anakan dari orangtuanya dengan kandang berkawat pemisah. Si pejantan tidak akan bisa menyakiti mereka namun tetap bisa memberi makan hingga tumbuh sempuna. Saya pribadi membiarkan mereka berdampingan hingga berumur 40 hari hingga dirasa telah cukup kuat dan bisa dipindahkan ke kandang gabungan anakan lainnya. Pemisahan jenis kelamin anakan sangat sulit pada awalnya karena pejantan muda belum lagi mencapai warna yang sempurna hingga pergantian bulu yang kedua dan masih memiliki ‘kalung’ hitam seperti betina hingga masa setahun. Anda akan menemukan pejantan muda mulai bernyanyi kecil / ngeriwik setelah itu pada beberapa bulan selanjutnya mereka akan terlihat lebih cerah dan berusaha mengeluarkan suara yang lain dari tenggorokan mereka.

Selasa, 17 Juli 2012

SKRIPSI kesehatan



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Meningkatnya umur harapan hidup membuat jumlah penduduk berumur di atas 60 tahun, yaitu kelompok lanjut usia, makin besar.
Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2011 sekitar 24 juta jiwa atau hampir 10 persen jumlah penduduk. Padahal, sekitar tahun 1970 baru ada 2 juta orang. Selama 40 tahun, pertambahan jumlah lansia 10 kali lipat, sedangkan jumlah penduduk hanya bertambah 2 kali lipat. Setiap tahun, jumlah lansia bertambah rata-rata 450.000 orang. Pada tahun 2050, diperkirakan ada 60 juta lansia, setara gabungan penduduk Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten (Kompas.Com: 2011).
Akibat dari menurunnya fungsi-fungsi organ dan matinya sel-sel tubuh maka banyak terjadi gangguan kesehatan pada lansia, baik kesehatan fisik maupun kesehatan psikis.
Sekitar 10% orang tua yang berusia  lebih dari 65 tahun dan 50% pada usia yang lebih dari 85 tahun akan mengalami gangguan kognitif, dimana akan dijumpai gangguan yang ringan sampai terjadinya demensia (Yaffe dkk, 2001). Pada populasi penduduk terutama jumlah orang tua yang menderita penyakit Alzheimer (AD) diperkirakan akan meningkat dari 26,6 juta menjadi 106,2 juta pada tahun 2050 (Lautenschlager dkk, 2008).
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian diperoleh data bahwa demensia seringkali terjadi pada usia lanjut yang telah berumur kurang lebih 60 tahun. Demensia tersebut dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: 1) Demensia Senilis (>60 tahun); 2) Demensia Pra Senilis (<60 tahun). Sekitar 56,8% lansia mengalami demensia dalam bentuk Demensia Alzheimer (4% dialami lansia yang telah berusia 75 tahun, 16% pada usia 85 tahun, dan 32% pada usia 90 tahun). Sampai saat ini diperkirakan sekitar 30 juta penduduk dunia mengalami Demensia dengan berbagai sebab (Oelly Mardi Santoso, 2002).
Faktor-faktor  lifestyle  seperti stimulasi intelektual, berkaitan dengan kognitf dan sosial, dan beberapa tipe exercixe dapat menurunkan resiko untuk terjadinya gangguan yang berhubungan dengan usia seperti  Alzheimer’s disease  (AD) dan demensia vaskular. Kenyataannya banyak studi yang menjelaskan bahwa aktivitas fisik dapat mencegah kemunduran fungsi  kognitif yang lambat (Foster dkk, 2011).
Pendidikan sejak dini memiliki efek  langsung pada struktur otak melalui peningkatan jumlah  synaps atau vaskularisasi dan membentuk  cognitive reserve, serta efek stimulasi mental pada usia tua dimana dapat mempengaruhi neurokemikal ataupun struktur otak (Lee dkk, 2003).
Koepsell dkk (2008), melakukan suatu studi untuk melihat hubungan tingkat pendidikan mempunyai peranan dalam neuropatologi pada AD dimana dijumpai adanya gangguan kognitif. Mereka menyimpulkan bahwa tidak menemukan bukti yang cukup antara hubungan tingkat pendidikan dengan penyakit Alzheimer. Tetapi nilai mini mental status examination (MMSE) yang tinggi antara orang-orang yang berpendidikan tinggi menggambarkan mereka lebih ringan atau tidak menderita AD. Suatu studi mengatakan bahwa  cognitive reserve pada tingkat pendidikan yang tinggi berhubungan dengan skor/ nilai  yang tinggi pada tes fungsi kognitif dan begitu juga sebaliknya (Bellen, 2009).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu latihan dan pendidikan yang bertujuan memberikan gambaran kepada lansia tentang lingkungan sekitarnya sehingga dapat bersosialisasi dengan baik. Diharapkan dengan pelaksanaan TAK maka lansia dapat melatih fungsi kognitifnya sehingga mampu meningkatkan tingkat kognitifnya.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan pada kelompok yang mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara didaktik (Stuart & Laraia, 2001).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di lapangan dengan mewawancarai staf Puskesmas Kecamatan Alas Barat diketahui bahwa jumlah lansia yang ada di Desa Mapin Kebak sebanyak 317 orang yang berumur antara 65-85 tahun, dan 90 orang diantaranya menderita demensia dengan prosentase 30 %.Program yang dilaksanakan puskesmas hanya pemeriksaan kesehatan dan tidak pernah melaksanakan TAK sebelumnya.
Hal inilah yang membuat calon peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas terahadap tingkat kognitif lansia demensia di Desa Mapin Kebak Kecamatan Alas Barat.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam proposal penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas terahadap tingkat kognitif lansia demensia di Desa Mapin Kebak Kecamatan Alas Barat?.




C.  Tujuan
1.  Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas terahadap tingkat kognitif lansia demensia di Desa Mapin Kebak Kecamatan Alas Barat.
2.  Tujuan Khusus
a.  Mengidentifikasi tingkat kognitif lansia demensia sebelum dilakukan TAK
b.  Mengidentifikasi tingkat kognitif lansia demensia ssetelah dilakukan TAK
c.  Menganalisa pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi Realitas terahadap tingkat kognitif lansia demensia.

D.  Manfaat Penelitian
1.  Peneliti
a.  Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman kepada peneliti dalam melakukan penelitian dan sebagai wujud pengamalan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu melakukan penelitian.
b.  Bagi peneliti lain
Hasil penlitian ini bisa dijadikan data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

2.  Institusi
a.  Instansi Pendikikan
Penelitian ini diharapkan mampu menambah refrensi bidang kesehatan khususnya Keperawatan Gerontik.
b.  Instansi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk pemberian pelayanan kesehatan pada lanjut Usia.
3.  Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa sebagai bahan pertimbangan diadakannya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang mampu meningkatkan sosialisasi antar warga masyrakat.

E.  Keaslian Penelitian
Penelitian serupa penah dilakukan oleh Rosdianah tahun 2009 dengan Judul “Gambaran tingkat kognitif dan tingkat kerusakan intelektual pada lansia di Masyarakat RW 02 Kelurahan Sumbersari Malang”. Desain yang digunakan Studi kasus, sampel yang digunakan 83 orang lansia terdiri dari 56 perempuan dan 27 laki-laki. Hasil yang didapatkan yaitu kerusakan kognitif sedang merupakan yang banyak dialami responden yaitu 59% responden, diikuti kerusakan kognitif sedang sebanyak 28,9%.
Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti dimana berjudul “Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas terhadap tingkat kognitif lansia demensia di Desa Mapin Kebak Kecamatan Alas Barat”. Desain yang digunakan One Group Pra Test-Post Test Design (pra-pasca tes dalam satu kelompok). teknik sampling Purporsive sampling, dan analisa data menggunakan t test.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Konsep Lansia
1.  Pengertian lansia
Menurut Constantinides (1994) “Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita”. (Darmojo R, 2000)
Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural yang disebut “penyakit degeneratif”. Dengan kata lain bahwa proses menua itu merupakan kombinasi dari bermacam - macam faktor yang saling berkaitan.
2.  Batasan - Batasan Lansia

a.  Menurut WHO

Usia lanjut dikategorikan dalam 3 kategori :
1)  Usia Lanjut             60 – 74      tahun
2)  Usia Tua                75 – 89      tahun
3)  Usia Sangat Lanjut      > 90    tahun

b.  Menurut Dep.Kes RI

1)  Kelompok menjelang usia lanjut ( 45 – 54 tahun) = Masa Virilitas
2)  Kelompok usia lanjut ( 55  64 tahun ) = Masa Presenium
3)  Kelompok usia lanjut > 65 tahun ) = Masa Senium

c.  Menurut Birren dan Jenner (1997)

1)  Usia Biologis = Yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak lahir berada dalam keadaan hidup, tidak mati
2)  Usia Psikilogis = Yang menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya
3)  Usia social = Yang menunjuk kepada peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada sesorang sehubungan dengan usianya

d.  Menurut UU No. 13 Tahun 1998

Batasan orang dikatakan usia lanjut adalah 60 tahun
3.  Teori proses menua
a.  Teori “Genetic Clock”
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai didalam nuclei (inti sel) nya suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung dan menghentikan replikasi bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia. (Darmojo, R. 2000). Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan pengaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan obat-obatan atau tindakan-tindakan tertentu.
Pengontrolan genetik umur, rupanya dikontrol dalam tingkat seluler. Penelitian melalui kultur sel in vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumlah replikasi, kemudian menua dan mati, bukan sitoplasmanya. (Suhana, 1994)
b.  Teori Rusaknya Sistem imun Tubuh
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat memyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (Self Recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkanya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Darmojo R. 2000)
Dipihak lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahananya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan terjadinya kanker meningkat sesuai dengan meningkatnya umur. (Suhana, 1996)
c.  Teori Kerusakan Radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, dan didalam tubuh jika fagosit pecah, dan sebagai produk sampingan didalam rantai pernafasan didalam mitokondria. Walaupaun telah ada sistem penangkal, namun sebagian radikal bebas tetap lolos, bahkan makin lanjut usia makin banyak Radikal bebas terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin lama makin banyak akhirnya sel mati (Darmojo R.2000)
d.  Menua Akibat Metabolisme
Pentingnya metabolisme sebagai faktor penghambat umur panjang, (Suhana, 1994). Menurut mereka ada hubungan antara tingkat metabolisme dengan panjang umur. Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi lebih banyak bergerak mungkin juga dapat meningkatkan umur panjang. Hal ini menyerupai hewan yang hidup dialam bebas yang banyak bergerak dibanding dengan hewan laboratorium yang kurang bergerak dan banyak makan. Hewan dialam bebas lebih panjang umurnya dari pada hewan laboratorium. (Suhana, 1994)
4.  Masalah Dan Penyakit Yang Sering Dihadapi Oleh lanjut Usia
a.  Gangguan Fisik
1)  Mudah Jatuh
Jatuh disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kondisi fisik dan neuropatik, penurunan visus dan pendengaran, perubahan neuromuskular dan reflek postural, lingkungan dan obat-obatan
2)  Mudah Lelah
Disebabkan oleh faktor psikologis, gangguan organis, pengaruh obat misalnya obat penenang obat jantung dan obat - obatan yang melelahkan daya kerja otot
3)  Nyeri dada
Disebabkan oleh penyakit jantung koroner, aneurisme aorta, perikarditis, gangguan pada sistem pernafasan bagian atas.
4)  Sesak nafas waktu melakukan kerja berat
Disebabkan oleh kelemahan jantung, gangguan sistem pernafasan, berat badan berlebihan, anemia
5)  Berdebar debar (Palpitasi)
Disebabkan oleh gangguan irama jantung, keadaan umum badan yang lemah oleh proses penyakit, faktor-faktor psikologi
6)  Nyeri pinggang
Sering disebabkan oleh gangguan sendi-sendi atau susunan tulang belakang, gangguan pankreas, kelainan ginjal, gangguan pada rahim, gangguan pada kelenjar prostat, gangguan pada otot-otot badan.
7)  Nyeri pada sendi
Disebabkan oleh gangguan sendi pinggul, kelainan tulang-tulang sendi, akibat kelainan pada saraf dari punggung bagian bawah yang terjepit ( Nugroho Wahjudi, 1999).
b.  Gangguan Psikologis
1)  Demensia
Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan kemampuan tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.
2)  Depresi
Depresi ialah  suasana perasaan tertekan (depressed mood) yang dapat merupakan suatu diagnosis penyakit atau sebagai sebuah gejala atau respons dari kondisi penyakit lain dan stres terhadap lingkungan. Depresi pada lansia adalah depresi sesuai kriteria DSM-IV. Depresi mayor pada lansia adalah didiagnosa ketika lansia menunjukkan salah satu atau dua dari dua gejala inti (mood terdepresi dan kehilangan   minat terhadap suatu hal atau kesenangan) bersama dengan empat atau lebih gejala-gejala berikut selama minimal 2 minggu.

B.  Konsep Demensia
1.  Pengertian Demensia
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. (Asosiasi Alzheimer Indonesia,2003).
Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
Melalui beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa demensia adalah: keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan kemampuan tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari. Bentuk gangguan yang sangat menyolok adalah penurunan perilaku yang secara lengkap disebut perilaku sosial (social skill) dan perilaku.
2.  Penyebab Demensia
Sebagian besar peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab utama dari gejala demensia adalah penyakit Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah), demensia Lewy body, demensia frontotemporal dan sepuluh persen diantaranya disebabkan oleh penyakit lain(Mace, N.L. & Rabins, P.V. 2006).
Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga penurunan proses berpikir.

3.  Klasifikasi demensia
a.  Menurut Umur:
1)  Demensia senilis (>65th)
2)  Demensia prasenilis (<65th)
b.  Menurut perjalanan penyakit:
1)  Reversibel
2)  Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma,  vit  B     Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.
c.  Menurut kerusakan struktur otak
1)   Tipe Alzheimer
2)   Tipe non-Alzheimer
3)   Demensia vaskular
4)   Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia)
5)   Demensia Lobus frontal-temporal
6)   Demensia terkait dengan SIDA(HIV-AIDS)
7)   Morbus Parkinson
8)   Morbus Huntington
9)   Morbus Pick
10) Morbus Jakob-Creutzfeldt
11) Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker
12) Prion disease
13) Palsi Supranuklear progresif
14) Multiple sklerosis
15) Neurosifilis
16) Tipe campuran
17) Menurut sifat klinis:
18) Demensia proprius
19) Pseudo-demensia
4.  Tanda dan gejala demensia
Secara umum tanda dan gejala demensia adalah sbb:
a.  Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, “lupa” menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
b.  Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun, tempat penderita demensia berada
c.  Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali
d.  Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.
e.  Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah


Ada dua tipe demensia yang paling banyak ditemukan, yaitu tipe Alzheimer dan Vaskuler.
a.  Demensia Alzheimer
Gejala klinis demensia Alzheimer merupakan kumpulan gejala demensia akibat gangguan neuro degenaratif (penuaan saraf) yang berlangsung progresif lambat, dimana akibat proses degenaratif menyebabkan kematian sel-sel otak yang massif. Kematian sel-sel otak ini baru menimbulkan gejala klinis dalam kurun waktu 30 tahun. Awalnya ditemukan gejala mudah lupa (forgetfulness) yang menyebabkan penderita tidak mampu menyebut kata yang benar, berlanjut dengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak mampu menggunakan barang-barang sekalipun yang termudah. Hal ini disebabkan adanya gangguan kognitif sehingga timbul gejala neuropsikiatrik seperti, Wahan (curiga, sampai menuduh ada yang mencuri barangnya), halusinasi pendengaran atau penglihatan, agitasi (gelisah, mengacau), depresi, gangguan tidur, nafsu makan dan gangguan aktifitas psikomotor, berkelana.
Stadium demensia Alzheimer terbagi atas 3 stadium, yaitu :
1)  Stadium I
Berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. “Fungsi memori yang terganggu adalah memori baru atau lupa hal baru yang dialami
2)  Stadium II
Berlangsung selama 2-10 tahun, dan disebutr stadium demensia. Gejalanya antara lain,
a)  Disorientasi
b)  Gangguan bahasa (afasia)
c)  Penderita mudah bingung
d)  Penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah melakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi.
e)  Gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di lingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%,”
3)  Stadium III
Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun.Gejala klinisnya antara lain:
a)  Penderita menjadi vegetatif
b)  Tidak bergerak dan membisu
c)  Daya intelektual serta memori memburuk sehingga tidak mengenal keluarganya sendiri
d)  Tidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecil
e)  Kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan ornag lain
f)  Kematian terjadi akibat infeksi atau trauma
b.  Demensia Vaskuler
Untuk gejala klinis demensia tipe Vaskuler, disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak. “Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya demensia,”. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat diduga sebagai demensia vaskuler. Gejala depresi lebih sering dijumpai pada demensia vaskuler dari pada Alzheimer. Hal ini disebabkan karena kemampuan penilaian terhadap diri sendiri dan respos emosi tetap stabil pada demensia vaskuler.
5.  Perawatan pasien demensia
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lansia penderita demensia yang tinggal di rumah. Hidup bersama dengan penderita demensia bukan hal yang mudah, tapi perlu kesiapan khusus baik secara mental maupun lingkungan sekitar. Pada tahap awal demensia penderita dapat secara aktif dilibatkan dalam proses perawatan dirinya. Membuat catatan kegiatan sehari-hari dan minum obat secara teratur. Ini sangat membantu dalam menekan laju kemunduran kognitif yang akan dialami penderita demensia.
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
a.  Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan zat adiktif yang berlebihan
b.  Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiap hari.
c.  Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif
d.  Kegiatan rohani dan memperdalam ilmu agama.
e.  Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang memiliki persamaan minat atau hobi
f.  Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.

C.  Konsep Kognitif
1.  Pengertian Kognitif
Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation) (Anita, 2009).
Istilah kognisi berasal dari bahasa Latin cognoscere yang artinya mengetahui. Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan.Istilah ini digunakan oleh filusuf untuk mencari pemahaman terhadap cara manusia berpikir (Sternberg, 2006).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kognitif adalah: proses pikiran yaitu bagaimana manusia melihat, mengingat, belajar dan berpikir tentang informasi yang diterima.
2.  Fungsi-fungsi Kognitif
a.  Atensi dan kesadaran
Atensi adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan proses kognitif lainnya. Atensi terbagi menjadi atensi terpilih (selective attention)dan atensi terbagi (divided attention). Kesadaran meliputi perasaan sadar maupun hal yang disadari yang mungkin merupakan fokus dari atensi.
b.  Persepsi
Persepsi adalah rangkaian proses pada saat mengenali, mengatur dan memahami sensasi dari panca indera yang diterima dari rangsang lingkungan. Dalam kognisi rangsang visual memegang peranan penting dalam membentuk persepsi. Proses kognif biasanya dimulai dari persepsi yang menyediakan data untuk diolah oleh kognisi.
c.  Ingatan
Ingatan adalah saat manusia mempertahankan dan menggambarkan pengalaman masa lalunya dan menggunakan hal tersebut sebagai sumber informasi saat ini. Proses dari mengingat adalah menyimpan suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi tersebut. Ingatan terbagi dua menjadi ingatan implisit dan eksplisit. Proses tradisional dari mengingat melalui pendataan penginderaan, ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.
d.  Bahasa
Bahasa adalah menggunakan pemahaman terhadap kombinasi kata dengan tujuan untuk berkomunikasi. Adanya bahasa membantu manusia untuk berkomunikasi dan menggunakan simbol untuk berpikir hal-hal yang abstrak dan tidak diperoleh melalui penginderaan. Dalam mempelajari interaksi pemikiran manusia dan bahasa dikembangkanlah cabang ilmu psikolinguistik


e.  Pemecahan masalah dan kreativitas
Pemecahan masalah adalah upaya untuk mengatasi hambatan yang menghalangi terselesaikannya suatu masalah atau tugas. Upaya ini melibatkan proses kreativitas yang menghasilkan suatu jalan penyelesaian masalah yang orisinil dan berguna.
3.  Domain Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)
a.  Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk,
b.  Aplikasi (Application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yang berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
c.  Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan.
d.   Sintesis (Synthesis)
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
e.  Evaluasi (Evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yang sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dan sebagainya.
4.  Mengukur Tingkat Kognitif Lansia Dengan Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
a.  Pengertian
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ), digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual, terdiri dari 10 hal yang mengetes orientasi, memori dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh, dan kemampuan matematis (Pfeiffer, 1975). Metode penentuan skors sederhana merentangkan tingkat fungsi intelektual, yang membantu dalam membuat keputusan yang kusus mengenai kapasitas perawatan diri.
Intruksi untuk melengkapi Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ). Semua respon-respon yang dinilai benar harus diberikan oleh subjek tanpa reverensi kalender, surat kabar, sertivikat kelahiran, atau bantuan lain untuk mengingat.
1)  Pertanyaan 1: hanya dinilai benar hanya pada waktu bulan yang tepat,tanggal yang tepat, tahun yang diberikan secara benar.
2)  Pertanyaan 2: penjelasan sendiri
3)  Pertanyaan 3: hal dinilai sebagai benar bila diberikan gambaran yang benar dari lokasi, “rumah saya” nama yang benar dari kota atau daerah tempat tinggal, atau nama rumah sakit atau institusi bila subjek yang diinstitualisasi semua dapat diterima.
4)  Pertanyaan 4: harus dinilai sebagai benar bila nomor telpn benar dapat dipastikan, atau bila subjek dapat mengulang nomor yang sama pada bentuk  pertanyaan yang lain.
5)  Pertanyaan 5:harus dinilai sebagai benar bila pernyataan usia koresponden pada tanggal lahir
6)  Pertanyaan 6:harus dinilai benar hanya bila bulan tanggal pasti dan tahun semua diberikan.
7)  Pertanyaan 7:memerlukan hanya nama terakhir dari nama presiden
8)  Pertanyaan 8: memerlukan hanya nama terakhir presiden sebelumnya
9)  Pertanyaan 9: tidak perlu diperiksa. Ini dinilai sebagai benar, jika diberikan pertama wanita ditambah dengan nama akhir dari pada nama aktif subjek.
10) Pertanyaan 10: memerlukan seluruh seri yang harus dilakukan dengan benar supaya dinilai sebagai benar. Adanya kesalahan pada seri atau ketidak inginan untuk mengupayakan seri dinalai sebagai benar.
b.  Penilaian Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Data menunjukkan bahwa pendidikan dan suku mempengaruhi kinerja pada kuestioner status mental dan ini harus dengan sesuai dilakukan dalam mengevaluasi nilai yang dicapai individu.Untuk tujuan penilaian, tiga tingkat pendidikan telah ditegakkan: (a)seseorang yang telah mengalami hanya suatu tingkat pendidikan sekolah dasar; (b) seseorang yang telah mengalami beberapa pendidikan sekolah menengah atau yang telah menyelesaikan sekolah menengah atas, termasuk akademik, sekolah tinggi, atau sekolah bisnis.Untuk subjek-subjek kulit putih dengan sedikitnya berpendidikan sekolah menengah atas, tetapi tidak lebih dari sekolah menengah atas, kriteria berikut telah dibuat:
1)  kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
2)  kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan
3)  kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang
4)  kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan bila subjek hanya berpendidikan sekolah dasar.Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 kesalahan bila subjek mempunyai pendidikan diatas sekolah menengah atas.Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan untuk subjek kulit hitam, dengan menggunakan kriteria pendidikan yang sama.

D.  Konsep Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas
1.  Pengertian
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang  therapist  atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007). Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2008).
Terapi Aktifitas Kelompok Orientasi Realitas adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya dilaksanakan pada kelompok yang menghalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara didaktik.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas orientasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat, 2004).
2.  Tujuan TAK Orientasi Realitas
a.  Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran, perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar)
b.  Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
c.  Pembicaraan penderita sesuai realita
d.  Penderita mampu mengenali diri sendiri
e.  Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat
3.  Manfaat TAK
a.  Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
b.  Membentuk sosialisasi
c.  Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi.
d.  Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif.
4.  Karakteristik Penderita
a.  Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi, ilusi, waham, dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
b.  Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
c.  Penderita kooperatif
d.  Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
e.  Kondisi fisik dalam keadaan sehat
5.  Tahapan Dalam TAK
Kelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase pra-kelompok; fase awal kelompok; fase kerja kelompok; fase terminasi kelompok (Stuart & Laraia, 2001)
a.  Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan siapa yang menjadi leader, anggota, tempat dan waktu kegiatan kelompok akan dilaksanakan serta membuat proposal lengkap dengan media yang akan digunakan beserta dana yang dibutuhkan.
b.  Fase awal
Pada fase ini terhadap 3 tahapan yang terjadi, yaitu: orientasi, konflik atau kebersamaan
1)  Orientasi :
Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-masing, leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
2)  Konflik :
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya, dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
3)  Kebersamaan :
Anggota mulai bekerjasama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan siapa dirinya.
c.  Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim ;
1)  Merupakan fase yang menyenangkan bagi pemimpin dan anggotanya
2)  Perasan positif dan negatif dapat dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah terbina
3)  Semua anggota bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
4)  Tanggung jawab merata, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistis
5)  Kelompok mulai mengeksplorasi lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok dalam menyelesaikan tugasnya
6)  Fase ini ditandai dengan penyelesaian masalah yang kreatif
d.  Fase terminasi
Ada 2 jenis terminasi yaitu terminasi akhir dan terminasi sementara. Anggota kelompok mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses. Terminasi dapat menyebabkan kecemasan, regresi dan kecewa. Untuk menghindari hal ini, terapis perlu mengevaluasi kegiatan dan menunjukkan sikap betapa bermaknanya kegiatan tersebut, menganjurkan anggota untuk memberi umpan balik pada tiap anggota
Terminasi tidak boleh disangkal, tetapi harus tuntas didiskusikan. Akhir terapi aktivitas kelompok harus dievaluasi, bisa melalui pre dan post test.



E.  Kerangka Konsep
Lansia
Gangguan pada Lansia:
1.  Gangguan Fisik
2.  Gangguan Psikis
a.  Depresi
b.  Depresi

b.  Demesia 
Terapi Demensia:
1.  Farmakologi
2.  Non Farmakologi
a.  TAK Orientasi Realitas
b.  Terapi ketawa

a.  TAK Orientasi Realitas

Tingkat Kognitif Lansia:
1.  Fungsi intelektual utuh
2.  Kerusakan intelektual     ringan
3.  Kerusakan intelktual     sedang
4.  Kerusakan intelektual     berat

Faktor-faktor yang mempengaruhi Demensia:

1.  Latihan (Membaca Buku)
2.  Meperdalam ilmu agama
3.  Mengurangi Strssor dalam bekerja
4.  Mengurangi masuknya zat kimia berbahaya seperti Alkohol dan Nikotin




















     Keterangan:
                : Ditelitii
                : Tidak diteliti    

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas terahadap tingkat kognitif lansia demensia   di Desa Mapin Kebak Kecamatan Alas Barat





F.  Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2003). Hipotesis yang diajukan peneliti adalah:
Ho:
Tidak ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas terhadap tingkat kognitif lansia demensia di Desa Mapin Kebak Kecamatan Alas Barat.
Ha:
Ada pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realitas terhadap tingkat kognitif lansia demensia di Desa Mapin Kebak Kecamatan alas barat .


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Azis. 2003. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah Edisi 1.  Jakarta: Salemba Medika.

Andayani, Budi. 2004. Psikologi Keluarga :CV Citra Media

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Status Pendekatan   Praktik. Rineka Cipta. Jakarta

Hasan, M. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Http//www.id.wikipedia.Psikologi%20kognitif%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.html. Diakses pada tgl 15 april 2012


Http//www.id.wikipedia. Taksonomi%20Bloom%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm. diakses pada tgl 15 april 2012.

Http//www.id.wikipedia. Teori%20Perkembangan%20Kognitif%20Jean%20Piaget%20dan%20Implementasinya%20dalam%20Pendidikan.htm. diakses pada tgl 15 april 2012.

Keliat, Budi Anna1995. Gangguan Kognitif. Jakarta: ECG

Loeckotte, Annette Giesler.1998. Pengkajian Gerontologi Edisi 2. Jakarta: ECG

Nugroho, Wahyudi.2006.  Keperawatan Gerontik & Geriatri Edisi 3. Jakarta: ECG

Niven, Neil. 2000.  Psikologi Kesehatan:  Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan lain. Jakarta: ECG

Nevid, Feffry. S dkk. 2003. Psikologi Abnormal edisi 5 jilid 2. Jakarta: ECG  

Nursalam.2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:CV sagung seto

OFM, Yustinus Semiun. 2006. Kesehatan Mental 1.Yogyakarta: Kanisius

Stuart & Sunnden. 1999. Buku Saku Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Sidiarto, Jokosetio. 2003. Memori Anda Setelah Usia 50. Jakarta:UI.