- PERORGANISASIAN
- Pengertian Perorganisasian
Pengorganisasian
adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan
demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Istilah pengorganisasian
mempunyai bermacam-macam pengertian , istilah tersebut dapat
digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
1.
Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling
efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja
organisasi.
2.
Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para karyawan.
3. Cara
dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang
diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
- Teori –Teori Organisasi
Dibawah
ini merupakan tentang perkembangan teori organisasi:
- TEORI ORGANISASI KLASIK : Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Teori Organisasi Klasik
menurut beberapa ilmuan :
1.
Robert Owen (1771 - 1858)
- Menekankan
tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan
perusahaan.
-
Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak
memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada
masa itu sangat buruk.
2.
Charles Babbage (1792 - 1871)
-
Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya
dengan pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik
dalam suatu keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut
tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
3.
Frederick W. Taylor :
Merupakan
titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian
tentang studi waktu kerja (time &
motion studies). Dengan penekanan waktu
penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima.
Metode ini disebut sistem upah
differensial.
4.
Hennry L. Gantt (1861 - 1919) :
Gagasannya
mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1.
Kerjasama saling menguntungkan antara
manajer
dan karyawan.
2.
Mengenal metode seleksi yang tepat.
3.
Sistem bonus dan instruksi.
Hennry
L. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak
kecil terhadap motivasi kerja.
5. Frank
B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 -1972) :
-
Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan
dan kelelahan dalam pekerjaan.
- Menurut
Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan
yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
- Menurut
Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat
mengurangi kelelahan.
2).
TEORI NEOKLASIK : Aliran yang berikutnya
muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan
manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori
klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini
menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan
sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
Teori
neoklasik mendefinisikan suatu organisasi sebagai kelompok orang
dengan tujuan bersama. Anggapan dasar teori neoklasik adalah
menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai
individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
PERKEMBANGAN
TEORI NEOKLASIK
Perkembangan
teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang
dilakukan di Hawthorne, serta tulisan dari Hugo Munsterberg.
HUGO MUNSTERBREG
Pada
dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan
karakteristik individual dalam organisasi-organisasi. Dia juga
mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap
organisasi.Percobaan-percobaan
Hawthorne
Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan(cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas kerja atau efisiensi para karyawan. Percobaan kedua melibatkan kelompok-kelompok kecil pekerja, yang terdiri dari enam orang gadis pekerja para perakitan listrik. Kesimpulan para penilti adalah hubungan sosial atau manusiawi di antara para pekerja, peneliti dan peyelia lebih penting dalam menentukan produktivitas daripada perubahan-perubahan kondisi kerja.Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal
Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan orang lain.
Faktor – faktor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
1. Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok orang harus mempunyai kontak tatap muka yang ajeg.
2. Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3. Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4. Masalah-masalah khusus.
Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan(cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas kerja atau efisiensi para karyawan. Percobaan kedua melibatkan kelompok-kelompok kecil pekerja, yang terdiri dari enam orang gadis pekerja para perakitan listrik. Kesimpulan para penilti adalah hubungan sosial atau manusiawi di antara para pekerja, peneliti dan peyelia lebih penting dalam menentukan produktivitas daripada perubahan-perubahan kondisi kerja.Pandangan Neoklasik Terhadap Organisasi Informal
Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk berhungan dengan orang lain.
Faktor – faktor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
1. Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok orang harus mempunyai kontak tatap muka yang ajeg.
2. Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3. Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4. Masalah-masalah khusus.
3). TEORI MODERN : berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
Salah satu aliran besar dalam
teori organisasi adalah teori modern, yang kadang-kadang disebut juga
analisa sistem. Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan
dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori modern melihat bahwa
semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling
ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi
bukanlah suatu sistem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi
organisasi merupakan sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses,
bagian dan fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi
lain dan dengan lingkungan.
Suatu organisasi merupakan
suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi untuk
berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa yang
dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of
thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan
menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui
keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku
untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Dasar
Pemikiran
- Teori Organisasi Modern berawal dari dasar pemikiran, yaitu:
1. Teori klasik memusatkan
pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, sasaran
organisasi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai
hakikat pekerjaannya.
2. Teori Modern menekankan
pada perpaduan dan perancangan,menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan
yang menyeluruh.
3. Ilmu pengetahuan klasik
telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertikal.
Karakteristik Teori
Modern
- Karakteristik dari teori organisasi Modern, antara lain:
1. Kadang-kadang disebut
analisis sistem organisasi,
2. Mempertimbangkan semua
elemen, organisasi,
3. Memandang organisasi
sebagai suatu sistem,
4. Penyesuaian diri agar
organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan
dengan perubahan lingkungannya,
5. Organisasi dan
lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling
ketergantungan.
Kontributor Teori
Modern
Berikut ini
adalah para tokoh dalam Teori Organisasi Modern beserta teorinya
tentang organisasi, yaitu:
1. Alfred Korzybski, 1993,
General Sementics (manusia hidup dalam tiga dunia yang berbeda, yaitu
dunia peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik beratkan
masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan,
kekakuan bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan
pentingnya tanggapan),
2. Mary Parker Follet,
1920-an (keseimbangan antara perhatian individu dan organisasi;
mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat kerja
sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari
suatu kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima tanpa
mengorbankan kepentingan organisasi),
3. Chester I. Barnard,
1938 (organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis; individu,
organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari lingkungan
organisasi; aspek organisasi formal dan informal),
4. Norbert Wiener, 1948
(menemukan sibernetika=orang=pengemudi, pengendalian sistem pada
pengaruh arus balik informasi; menunjang perkembangan komputer
eletronik, penggunaan komputer dalam proses pengawasan, suatu sistem
terdiri atas input, proses, output, arus balik, dan lingkungan),
5. Ludwig Von Bertalanffy,
(organisasi sebagai masalah yang utama bagi seluruh kehidupan;
kedinamikan, sistem, interaksional multidimensional, multi level;
suatu sistem dilihat sebagai suatu kumpulan dari bagian-bagian yang
saling berhubungan; suatu organisasi dalam pandangan yang modern
merupakan suatu sistem).
Sifat Teori Modern
- Sifat-sifat dari Teori Organisasi Modern adalah:
1. Memandang suatu
organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri atas lima bagian pokok,
yaitu: input, proses, output, arus balik, dan lingkungan,
2. Kedinamisan,
3. Multi Level dan Multi
Dimensional,
4. Multi Motivasi,
5. Multi Disipliner,
6. Despkriptif,
7. Multi Variabel,
8. Adaptif.
Perbandingan
pendekatan Klasik, pendekatan Neo-Klasik, dan pendekatan Modern
Klasik | Neo-Klasik | Modern |
Manusia=Makhluk rasional | Manusia=Makhluk Psikososoal | Manusia tidak diperhatikan sebagai individu. Perhatian pada kelompok individu. |
Mampu menentukan anatomi organisasi | Tidak mampu menentukan anatomi organisasi | Mampu menentukan anatomi organisasi (secara makro) |
Fokus perhatian: Anatomi organisasi/jumlah personil | Hubungan antar manusia | Hubungan organisasi dengan lingkungan |
Organisasi=Sistem tertutup | Organisasi=Sistem tertutup | Organisasi=Sistem terbuka |
Klasik | Neo-Klasik | Modern |
Manusia=Makhluk rasional | Manusia=Makhluk Psikososoal | Manusia tidak diperhatikan sebagai individu. Perhatian pada kelompok individu. |
Mampu menentukan anatomi organisasi | Tidak mampu menentukan anatomi organisasi | Mampu menentukan anatomi organisasi (secara makro) |
Fokus perhatian: Anatomi organisasi/jumlah personil | Hubungan antar manusia | Hubungan organisasi dengan lingkungan |
Organisasi=Sistem tertutup | Organisasi=Sistem tertutup | Organisasi=Sistem terbuka |
- STRUKTUR ORGANISASI
Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja
dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada
itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi
pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Tema Contempt
oleh Vault9.
Faktor-faktor
utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai
berikut:
- strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. strategi menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan.
- teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang- barang atau jasa akan membedakan struktur organisasi.
- anggota (pegawai / karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. kemanapun dan cara berfikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
- ukuran organisasi. besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat mempengaruhi struktur organisasi. semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.
A.
Unsur-unsur Struktur Organisasi terdiri dari:
1.
Spesialisasi kegiatan
2.
Standarisasi kegiatan
3.
Koordinasi kegiatan
4.
Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan
5.
Ukuran satuan kegiatan
B.
Kelompok Kerja Formal:
1.
Pembagian kerja
2.
Menejer dan bawahan atau rantai perintah
3.
Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4.
Pengelompokan segmen pekerjaan
5.
Tingkat manajemen
C.
Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompopk kerja
formal yaitu:
1.
Kesatuan tugas khusus (task forces)
2.
Panitia:
a.
tetap (standing committess) disebut juga panitia struktural.
b.
tidak tetap (ad hoe)
3.
Dewan (boards) dan komisi
tujuan
dibentuknya panitia manajemen adalah untuk mengkoordinasikan dan
mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen, atau bahkan
membuat keputusan sendiri.
a).
Pembagian Kerja
Pedoman
dalam pembagian kerja
Berikut
ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan
pembagian kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
- Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
- Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
- Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan secara individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.
- Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
- Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari
hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja
di dalam suatu organisasi, yakni:
- Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi tersebut.
- Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang lainnya.
- Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
- Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.
b).
Bentuk-Bentuk Organisasi
1.
ORGANISASI FUNGSIONAL
Suatu
organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada
kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan
kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
2.
ORGANISASI FUNGSIONAL DAN GARIS
Bentuk
organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada
kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta
sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya
tetap diserahkan kepada kepala bagian.
3.
ORGANISASI KOMITE
Bentuk
organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan
secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau
dewan atau board dengan pluralistic manajement.
4.
ORGANISASI GARIS DAN STAFF
Suatu
bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara
vertical. Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang
tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasehat.
5.
ORGANISASI MATRIX
Organisasi
dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para
spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari
bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan
suatu proyek yang harus diselesaikan.
c.
Departementasi
Departementasi
adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi yang akan
diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu.
Efesiensi
kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang
bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana
kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi.
macam-macam
bentuk Departementasi :
1.
Departementasi Fungsional
Departemen
Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang
sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk
organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu
dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang
dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian
administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan
satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus
sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau
pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.
2.
Departementasi Devisional
Departementasi
berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor
dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha
antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya
pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif,
divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan
membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan
proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan
produknya sendiri.
Struktur
Organisasi Proyek
Menyangkut
pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di
sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim
selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan
dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing –
masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.
Struktur
Organisasi Matriks
Pada
prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan
mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai
perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara
vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal,
wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer
proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar